Sosok The Flash jarang sekali kami sentuh jika bukan karena para pendatang baru, Bilson dan Demeo, mampu menyajikan kisah padat dan menarik dalam TPB satu ini. Sejak peristiwa dalam "Crisis On Infinite Earths", karakter The Flash, yang kala itu Barry Allen menjadi pahlawan bagi DC universe, mulai kembali diperbincangkan. Juga ketika peristiwa dalam "Infinite Crisis" di mana Jay Garrick, Wally West dan Bart Allen (cucu Barry Allen) mencegah Superboy Earth-Prime (yang lolos dari penjara Green Lantern Corps) menuju bumi.
Dalam peristiwa menghadapi Superboy-Prime, Jay Garrick (Sesepuh The Flash), Wally West (The Flash kala itu) dan Bart Allen (Kid Flash) menyeret Superboy-Prime menuju Speed Force. Namun sayang, Jay tidak berhasil mengantar hingga Speed Force, serta Wally juga tiba-tiba lenyap hingga tak jelas ia mati atau tidak. Bart sendiri yang mampu menuju Speed Force selama 4 tahun "menginap" di sana. Hingga akhirnya Bart kembali ke bumi. Meski demikian jika Bart merasa waktu sudah berjalan 4 tahun lewat, saat ia kembali ke bumi ternyata ia dikatakan hanya menghilang selama 1 tahun. Dari sinilah kisah komik keren ini dimulai.
Kemunculan kembali Bart Allen di Keystone City yang dalam setahun ini sudah bertambah usia sebanyak 4 tahun di mata Jay Garrick sungguh menggembirakan sekaligus mengagetkan. Bart Allen yang dikira Jay akan meneruskan jejak The Flash setelah Barry dan Wally tidak ada lagi, ternyata Bart malah ingin melepaskan Speed Force yang sudah menjadi bagian dirinya. Bart ingin hidup normal layaknya manusia biasa. Terutama setelah keluar dari Speed Force, Bart selalu mendapat mimpi tentang Barry dan Wally. Hal tersebut mengganggu diri Bart, apalagi ditambah Bart merasa ada yang berbeda dalam dirinya. Bart tidak tahu kala itu bahwa dirinya-lah Speed Force itu sendiri. Dengan demikian, semua kekuatan The Flash ada dalam dirinya. Termasuk kekuatan Barry, kakeknya sendiri, dan Wally West. Namun Bart tetap dengan keputusannya yaitu ingin menghilangkan Speed Force dalam dirinya dan ingin hidup biasa-biasa saja.
Memilih hidup biasa, meski Jay Garrick tak pernah bosan membujuk Bart untuk berpikir ulang, Bart bekerja di sebuah pabrik perakitan Keystone Motor. Bart tinggal bersama teman sekamarnya bernama Griffin Grey. Hingga suatu hari salah satu mantan karyawan pabrik itu yang melakukan aksi demonstrasi menyabotase gedung dengan bom. Bersamaan dengan ledakan bom tersebut, Griffin dan Bart terjebak di dalam pabrik. Griffin yang tersetrum listrik sekaligus terkena cairan kimia tertentu sempat dirawat di RS, sampai akhirnya Griffin sadar sejak peristiwa itu ia malah memiliki kekuatan super berupa tembakan energi listrik berwarna hijau. Begitu bangganya Griffin, ia segera memproklamirkan diri sebagai superhero baru bagi Keystone City dan menganggap masa The Flash Jay Garrick sudah saatnya berakhir.
Kehidupan superhero Griffin Grey yang menamakan dirinya sesuai namanya: "The Griffin" melahirkan keresahan warga. Bagaimana tidak, dalam menyelamatkan penduduk, Griffin tidak pernah mementingkan nyawa warga sekitar bahkan nyawa bandit-nya. Griffin hanya sibuk bergaya dalam beraksi demi popularitas. Jay dan Bart tidak bisa membiarkan hal ini.
Di samping itu, Bart yang masih dilemma sebenarnya menjalin asmara dengan Valerie Perez, asisten Dr. Tina McGee kepala Star Labs Keystone City. Namun Bart tidak tahu bahwa Valerie pacarnya itu ternyata anak dari Manfred Mota, musuh bebuyutan The Flash generation dari zaman Jay Garrick masih muda hingga Waly West. Ternyata generasi Bart pun masih kebagian menghadapi Manfred Mota yang tiba-tiba hadir dalam wujud energi di hadapan Valerie. Mota yang bekerja sama dengan The Inertia (seorang speedster kloning Bart Allen yang berkarakter jahat) menculik putrinya sendiri itu dengan tujuan ingin memanfaatkan tubuh Valerie untuk merubah dirinya yang energi agar memiliki wujud fisik. Hilangnya Valerie sendiri dikira Bart karena Val ingin putus dan melanjutkan hidup di tempat lain.
Kebingungan dengan keputusan Val, Jay Garrick yang sempat dirawat di RS, serta peristiwa Griffin yang dialami Bart akhirnya berbuah keputusan untuk menggunakan Speed Force yang ada dalam dirinya sehingga Bart pun mengenakan jubah The Flash milik Barry Allen. Dan dengan dirinya yang tak lain adalah Speed Force itu sendiri, semakin memperkuat pendapat Jay Garrick bahwa Bart Allen akan menjadi The Flash terkuat layaknya Barry Allen kakeknya.
Danny Bilson, Paul Demeo & Ken Lashley. (2007). The Flash: The Fastest Man Alive (Lightning In A Bottle). NY: DC Comics.
Comments
Post a Comment